Kabupaten Trenggalek Belajar dari Gunung Kidul Kelestarian Budaya, Lingkungan, dan Sistem Rekrutmen PPPK - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Kamis, 13 Maret 2025

Kabupaten Trenggalek Belajar dari Gunung Kidul Kelestarian Budaya, Lingkungan, dan Sistem Rekrutmen PPPK


Trenggalek Metro Jatim;

Ketua Komisi I DPRD Trenggalek, Husni Tahir, menyatakan bahwa Kabupaten Trenggalek berpeluang mengadopsi sejumlah praktik terbaik setelah melakukan studitur ke Kabupaten Gunung Kidul pada Rabu, 12 Maret 2025. Kunjungan ini difokuskan pada upaya pelestarian budaya, lingkungan hidup, serta sistem rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).  


Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Kecamatan Wonosari, di mana delegasi Trenggalek mempelajari strategi menjaga kelestarian budaya dan lingkungan hidup. Husni menekankan bahwa kelestarian ekosistem menjadi prioritas utama. “Di Wonosari, kami belajar bagaimana menjaga harmoni antara budaya dan lingkungan. Program apa pun yang berpotensi mengganggu ekosistem harus dihindari,” tegasnya.  


Selain itu, studitur juga dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Gunung Kidul untuk mempelajari sistem rekrutmen PPPK. Husni mengungkapkan, Gunung Kidul hanya merekrut 400 dari 2.000 pendaftar PPPK. “Ini disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah,” jelasnya. Sisa pelamar akan diseleksi lebih lanjut dengan mekanisme yang berbeda, menyesuaikan formasi kebutuhan dan beban keuangan daerah.  


Husni membandingkan praktik rekrutmen PPPK di Trenggalek dengan Gunung Kidul. Ia mempertanyakan mengapa Trenggalek merekrut semua PPPK tanpa mempertimbangkan beban keuangan daerah. “Kenapa di Trenggalek semua PPPK direkrut tanpa memperhitungkan kemampuan keuangan? Ini perlu dipertanyakan. SDM adalah penunjang pencapaian daerah, bukan beban,” tegas politisi Partai Hanura ini.  


Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk mengevaluasi sistem rekrutmen PPPK. “Meskipun ada harapan bahwa beban PPPK akan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, kita tetap perlu berhati-hati,” ujarnya.  


Husni juga menyoroti sistem talenta yang diterapkan di Gunung Kidul. Menurutnya, pejabat yang terpilih telah melalui seleksi ketat sejak awal, sehingga potensi dan kompetensi mereka sudah terlihat jelas. “Ini menarik untuk diadopsi, karena memastikan bahwa pejabat yang dipilih benar-benar berkualitas,” tambahnya.  


Studitur ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Trenggalek untuk memperbaiki sistem pengelolaan lingkungan, budaya, dan sumber daya manusia, demi kemajuan daerah yang lebih baik di masa depan. (Wawan/R)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini