Meski Belum Ada Temuan Kasus Cacar Monyet, Dinkes Banyuwangi Tetap Waspada - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Rabu, 18 September 2024

Meski Belum Ada Temuan Kasus Cacar Monyet, Dinkes Banyuwangi Tetap Waspada

 


Banyuwangi, Metro Jatim;

Seperti diketahui bersama, kini cacar monyet tengah merebak di masyarakat. Penyakit ini adalah penyakit infeksi yang di akibatkan oleh monkeypox virus (MPXV).


Meski belum ditemukan di Banyuwangi, Dinas Kesehatan Banyuwangi (Dinkes) Banyuwangi tak mau kecolongan terkait penyebaran penyakit ini.


Berbagai cara dilakukan Dinkes untuk mengantisipasinya, seperti menyebar imbauan dan peringatan tentang bahaya monkeypox ke sejumlah instansi di Banyuwangi, sejak Rabu (11/9) agar cacar monyet sampai menyebar ke Bumi Blambangan.  


Dinkes sudah menyebar surat edaran berisi pencegahan dan penyebaran virus cacar monyet, termasuk gejala-gejalanya. Bahkan Dinkes merekrut surveilans untuk mendeteksi dan menangani penyebaran virus cacar monyet di masyarakat. Flyer berisi pencegahan juga disebar agar masyarakat bisa membaca bahaya penyebaran virus monkeypox.

Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi


Menurut Amir Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, cacar monyet mudah tersebar karena tingginya mobilitas masyarakat. Seperti kasus-kasus yang ditemukan di kota-kota besar lain, ternyata mobilitas di kota tersebut cukup tinggi. Dan Amir menilai jika Banyuwangi juga merupakan wilayah dengan penduduk yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga virus ini perlu diwaspadai.


Penularan virus monkeypox sendiri adalah melalui hewan yang sudah terinfeksi, terutama monyet dan hewan pengerat seperti tikus. Selain itu, cacar monyet sebagian besar juga ditularkan melalui kontak kulit ke kulit yang dekat dengan orang-orang yang memiliki lesi akibat virus.


Masa inkubasi virus (waktu dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya berkisar 6–16 hari, atau 5–21 hari. Cara penularannya antara lain melalui kontak langsung karena cakaran dan gigitan hewan yang terinfeksi, memakan daging hewan liar yang sudah terinfeksi, dan menyentuh benda yang terkontaminasi.  Virus monkeypox bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, saluran pernapasan, maupun selaput lendir dari mata, hidung, atau mulut.


”Potensi penyebaran virus cacar monyet bisa terjadi di mana saja, terutama di instansi-instansi yang memiliki pegawai dengan interaksi yang cukup tinggi,” ucap Amir.


Pencegahannya bisa dengan PHBS dan kewaspadaan jika ada orang dengan tanda-tanda tertular cacar monyet. Selain itu pencegahan bisa dilakukan dengan penggunaan vaksin. Namun, harga vaksin monkeypox masih cenderung mahal. Harga per dosisnya Rp 3,5 juta.


”Kemenkes sudah mengimpor sekitar 1.000 vaksin. Untuk sementara diprioritaskan bagi nakes dan kelompok masyarakat LGBT. Banyuwangi belum mengajukan karena belum ada kasus monkeypox sampai sekarang,” tandasnya. (Herman)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini