Kabar Baik di Dunia Kesehatan Pertama di Madura RSUDMA Lakukan Operasi Bedah Tanpa Pisau - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Sabtu, 28 September 2024

Kabar Baik di Dunia Kesehatan Pertama di Madura RSUDMA Lakukan Operasi Bedah Tanpa Pisau

 


Sumenep, Metro Jatim;

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh Anwar Sumenep terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan dibidang kesehatan.


Saat ini rumah sakit milik Pemkab Sumenep  yang dinakhodai direktur visioner dr. Erliyati, M. Kes, melakukan  pelayanan operasi bedah tanpa pisau (minimal invasif).


Ini tentunya menjadi angin segar bagi dunia kesehatan di Madura, bahkan Jawa Timur. Karena ini merupakan sebuah langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 


Bahkan operasi bedah tanpa pisau ini merupakan pertama di Madura dan yang kedua untuk Jawa Timur, dan kehadiran operasi bedah minimal invasif di RSUD dr Moh Anwar Sumenep merupakan sebuah langkah maju yang patut diapresiasi.


Selain itu, sudah bisa melakukan operasi Bedah Minimal Invasif (MIS) dengan teknik Radio Frequency Ablation (RFA) pada tumor tiroit atau gondok yang terbukti jinak atau tidak ganas.


Terobosan baru RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep dalam memberikan layanan terbaik sekaligus pelayanan maksimal kepada masyarakat ini sudah dilakukan pada bulan Agustus Agustus 2024 pada Poliklinik Onkologi.


Direktur utama RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, melalui Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi di Poliklinik Onkologi, dr. Husnul Ghaib, Sp.B (K) Onk, menyampaikan, bahwa rumah sakit pelat merah di kota keris ini, sudah melakukan operasi bedah MIS sejak Agustus 2024 lalu.


"Di Jawa Timur baru ada dua rumah sakit yang melakukan operasi MIS ini, karena saya sendiri yang melakukan, yakni di RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep yang menyusul melakukan serta menjadi yang pertama di Madura," kata dr. Husnul Ghaib.


Ia mengungkapkan, dalam teknik ini tidak ada pisau dan minim sayatan sama sekali, hanya memasukkan elektroda yang besarnya seperti jarum suntik atau abokat nomor 16.


Diterangkan, elektroda dimasukkan nodul atau tumor tiroit dipandu oleh USG, jadi bisa memantau ketepatan dari elektroda itu ke nodul sesuai yang diinginkan.


"Lapis demi lapis dilakukan setiap satu centimeter kita ikuti dan kita lakukan rodio frekuensi dengan memberikan aliran frekuensi tertentu yang menghasilkan panas, sehingga membunuh sel-sel tumor hingga nantinya terjadi negrosis atau mati," ujar dr. Husnul Ghaib.(Yakoeb).

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini