Kediri Kabupaten, metrojatim.com;
Kala Senja di Bumi Panjalu Kentrung Kreasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, itulah yang menjadi momen di sore hari sebagai realisasi dari hasil kolaborasi guru guru seni se Kabupaten Kediri dalam melestarikan budaya asli Kediri di taman wisata arca Totok Kerot Pagu Kediri. Dihadiri para kepala sekolah maupun guru seni SD, SMP serta guru seni budaya Rabu,(29/11/2023).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, DR. Moh. Mukhsin dalam sambutannya menyampaikan laporan kegiatannya kepada bupati, bahwa pada bulan April 2023 pihaknya pernah memberangkatkan utusan dari guru guru seni budaya untuk belajar dan magang ke Unesa dalam hal cara memanfaatkan tempat wisata religi sehingga bisa mengundang penonton dalam menyajikan seni pada masyarakat terutama seni asli Kediri yang tentunya bisa menambah manfaat.
Menurutnya, sajian yang ditampilkan yang bertemakan “Kala Senja di Bumi Panjalu Kentrung Kreasi” adalah sebuah praktek dari hasil magang tersebut, dimana kentrung kreasi berisikan seni, drama, tari, dan musik. Mukhsin juga menyampaikan kalau seni kentrung kreasi yang ditampilkan di taman wisata arca Totok Kerot adalah yang pertama kali.
Ke depan, Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri sudah merencanakan event tersebut untuk bisa digelar setiap bulan sekali dengan menampilkan seni kentrung kreasi. “Untuk bulan-bulan yang akan datang, kita agendakan di hari Minggu senja atau hari Minggu pas Fajar, teman-teman guru seni budaya akan tampil disini dan kita akan buka untuk umum dengan harga tiket yang semurah-murahnya,” katanya dalam sambutan.
Selanjutnya, Mukhsin menyampaikan juga bahwa hal ini merupakan sumbangsih dari guru guru untuk bisa menyumbangkan ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) walau kecil, dengan harapan dengan bertambahnya PAD juga bertambahnya kesejahteraan para guru-guru.
Bupati Kediri yang menghadiri acara juga berkesempatan memberikan sambutan, akan tetapi cara penyampaian sambutan kali ini dilakukan dengan cara tanya jawab, sehingga bupati Hanindhito Himawan Permana, S.H ini semakin dekat dengan para guru, dan bisa memahami sejumlah informasi di dunia pendidikan yang disampaikan.
Lebih menariknya lagi, setiap Mas Dhito memberikan pertanyaan ataupun yang memberikan usulan ataupun kritikan tak luput dari hadiah menarik yang diberikan oleh Bupati muda ini, yakni hadiah laptop, sehingga acara pembukaan gelar seni kentrung kreasi semakin meriah tanpa memikirkan hari semakin petang apalagi cuaca mendung.
Sementara, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Nur Miftahul Fuad kepada awak media yang hadir menyampaikan bahwa tujuan utama diadakannya acara seni kentrung kreasi adalah untuk mengangkat budaya Kediri.
“Kalau di Bali itu ada tari Kecak, dengan pagelarannya yang sudah mendunia, di Kediri kita ingin mengangkat karena kita punya Budaya yang itu nanti bisa setara dengan tari Kecak yang ada di Bali,” tuturnya.
Fuad, panggilan akrab kabid GTK Disdik Kabupaten Kediri berharap itu nanti juga bisa menarik wisatawan, meningkatkan PAD, terpenting menjadi identitas, ikon dari Kabupaten Kediri.
Seni yang ditonjolkan menurut Fuad sekarang adalah seni kentrung kreasi. “Jadi ada tampilan yang didalamnya nanti bisa kita isi berbagai macam segmen, bisa fragmen dari panji, bisa fragmen dari calon arang, fragmen Joyoboyo dan sebagainya jadi intinya dari cerita rakyat itu bisa kita angkat menjadi kentrung kreasi yang juga sebagai hiburan masyarakat Kabupaten Kediri,” jelasnya.
Dibeberkan oleh Fuad, kalau kentrung kreasi yang ditampilkannya merupakan kumpulan dari berbagai jenjang guru seni budaya, dengan kolaborasi, artinya tidak hanya dari guru seni budaya Sekolah Dasar ataupun Sekolah Menengah saja akan tetapi juga dari Guru SMA berkolaborasi untuk membentuk wadah seni dalam kentrung kreasi.
Kriteria isi kentrung kreasi, masih kata Fuad, merupakan suatu hiburan, dicontohkannya kalau di pewayangan ada limbukan, selanjutnya ada fragmen ceritanya, atau intinya ditambah lagi musik, sehingga menurut Kabid GTK seni kentrung kreasi adalah pagelaran dari berbagai seni yang dikreasikan.
“Mangkanya namanya Kentrung Kreasi,” tukasnya.
Harapannya, setelah tampilan perdana ini bisa menginspirasi sekolah-sekolah untuk membuat grup kentrung kecil di masing-masing satuan pendidikan.
“Jadi kalau kita realed kan dengan kurikulum, ini kan juga mengacu pada kurikulum merdeka di sana, ada muatan karakter, ada muatan kearifan lokal, mendukung juga harapan dari Kabupaten Kediri, yakni Kediri Berbudaya itu tadi,” pungkasnya. (Fran)