Metro Jatim | Ngawi - Pemerintah Kabupaten Ngawi telah sukses menggelar pertunjukan kolosal yang menggambarkan perjuangan Ki Juru Martani, tokoh cerdik perintis Kesultanan Mataram. Acara ini diadakan dengan tujuan membawa citra Kabupaten Ngawi ke tingkat nasional dan internasional, sambil mengeksplorasi sejarah berdirinya Benteng Van Den Bosch.
Pertunjukan seni ini, setara dengan pertunjukan Ramayana di Candi Prambanan, bertujuan untuk merayakan warisan sejarah dan budaya Kabupaten Ngawi. Adegan pertama menggambarkan perjuangan Ki Juru Martani, diperankan oleh tokoh lokal, dengan latar Benteng Van Den Bosch yang memberikan nuansa otentik pada pertunjukan.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, memerankan sosok Wiro Tani, kepercayaan Pangeran Diponegoro yang diperankan oleh Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko. Dalam perannya, Wiro Tani bertugas mengatasi kelaparan akibat kebijakan merugikan Belanda yang menguras hasil pertanian dengan metode yang salah, menyebabkan tanah menjadi tandus dan hama tanaman merajalela.
Pentas kolosal ini juga menampilkan bintang tamu asli Ngawi, Cak Yudho Bakiak dan Cak Lodong, bersama dengan seniman dan sanggar seni lokal yang mendukung pagelaran tersebut. Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem menjadi saksi perjuangan putra Ki Ageng Saba atau Ki Ageng Madepandan, saat menjabat sebagai patih pertama dalam sejarah Kesultanan Mataram.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat teras Kabupaten Ngawi, termasuk Bupati Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Dwi Rianto Jatmiko, Sekda Kabupaten Ngawi Mokh Sodiq Triwidiyanto, Ketua DPRD Ngawi Heru Kusnindar, dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Keberadaan para pejabat tersebut menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya mempromosikan warisan budaya dan sejarah Kabupaten Ngawi.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, berharap bahwa pertunjukan seni yang spektakuler ini dapat menjadi embrio bagi pagelaran berskala nasional dari Kabupaten Ngawi. Dengan perpaduan kreativitas, budaya, dan sejarah, Kabupaten Ngawi berhasil menarik perhatian penonton dan membuktikan potensi untuk menjadi destinasi seni dan budaya yang berkembang di Indonesia.
