Ngawi, Metro Jatim;
Pemilihan Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat desa yang diselenggarakan KPU Ngawi menuai polemik dikalangan masyarakat, terutama bagi peserta yang telah menjalani tes Computer Assisted Test (CAT). Bagaimana tidak, peserta dengan nilai tertinggi saat test CAT justru tidak lolos seleksi.
Terkait adanya banyak protes yang dilakukan oleh peserta ujian, ketua KPU Ngawi Prima Aequena Sulistyanti, S.IP memberikan keterangan kepada insan Pers dan perwakilan peserta test PPS di Media Center KPU Ngawi terkait ujian dengan nilai tertinggi tidak menjamin kelulusan peserta. (25/1/2023).
Dalam keterangannya ketua KPU Ngawi Prima Aequena Sulistyanti, yang menjadi acuan adalah Peraturan KPU NO 534, adapun metode untuk melakukan test yaitu seleksi administrasi kemudian seleksi tulis melalui CAT dan terakhir seleksi adalah wawancara. Demikian juga saat test wawancara yang akan ditanyakan yaitu kepengetahuan kepemiluan, yang meliputi teknis penyelenggaraan pemilu, kelembagaan pemilu dan pengetahuan kewilayahan pemilu. Selanjutnya Prima mengatakan kalau test Wawancara itu selalu tergantung yang mewawancarai dikarenakan tidak ada bobotnya.
Saat ditanya wartawan terkait apakah ada intervensi dari pihak pihak tertentu, Prima mengakui bahwasanya banyak yang berusaha melobi dan titip. ”Banyak yang datang atau menghubungi saya, namun yang komunikasi ke saya sebelum tes, saya beri kisi-kisi,” tuturnya. (av)