Banyuwangi, Metro Jatim;
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi mulai melakukan normalisasi saluran irigasi di sepanjang Sungai Yas. Lokasinya di Desa Kalibaruwetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Saluran irigasi di sungai ini mengalami kerusakan pasca banjir bandang yang terjadi pada Kamis, 3 November 2022, malam.
Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo menyatakan, saat ini sudah memasuki musim tanam pertama musim penghujan. Oleh karena itu, pihaknya sudah mulai melakukan normalisasi system irigasi di sepanjang sungai Yas.
“Janka pendek ya kita normalisasi sistem irigasinya. Sehingga pelayanan air irigasi pada masyarakat, pada petani tidak terganggu pada saat musim tanam pertama musim hujan ini,” jelasnya, Kamis, 10 November 2022.
Upaya normalisasi sistem irigasi ini dilakukan dengan memasang penahan dalam bentuk sand bag di beberapa titik yang jebol. Sistem irigasi di sungai Yas ini, menurutnya, rusak akibat adanya sedimen, sampah dan pohon besar yang terbawa banjir.
“Semua sudah kita bersihkan. Harapannya minggu depan ini sudah normal kembali saluran irigasinya. Jangka pendek itu,” tegasnya.
Tidak hanya itu, untuk mengembalikan fungsi sempadan sungai, semua yang ada di bantaran sungai dan di badan sungai direlokasi. Sehingga ke depannya ketika ada luapan air, ada banjir lagi tidak mengenai rumah mereka. Langkah relokasi ini juga untuk menyelamatkan mereka dalam jangka panjang.
“Sudah kita diskusikan dengan beberapa komponen. Tapi yang ada di luar badan sungai bisa di rehabilitasi oleh PUPR,” bebernya.
Untuk jaringan air bersih yang mengalami kerusakan, juga menjadi perhatian khusus. Pipa-pipa saluran irigasi yang rusak ini harus dilakukan penggantian. Menurutnya untuk kegiatan yang membutuhkan anggaran langsung dimasukkan dalam anggaran PAK.
“Tapi kalau kegiatan yang bersifat padat karya kita laksanakan dengan tenaga Dinas PU bersama Hippa, kita normalisasi. Tapi yang ada kebutuhannya kita masukkan di PAK,” ujarnya.
Tidak hanya itu, untuk mencegah banjir bandang kembali terjadi, pihaknya juga akan melakukan perubahan afur atau saluran buang air yang ada di perkebunan. Pihaknya sudah mendiskusikan bagaimana semua air dari perkebunan tidak seluruhnya dibuang di kali Yas ini.
“Sehingga beban banjir yang diciptakan dari kawasan itu kita bagi. Ini bagian dari rencana jangka pendek,” katanya.
Pengalihan afur ini, menurutnya dilakukan dengan cara membuat jalur baru agar airnya tidak seluruhnya mengalir ke sungai Yas. Rencananya, pembukaan jalur baru ini akan dilakukan tahun depan. Sehingga musim hujan tahun depan air sudah terbagi ke kali Kajar dan sebagainya.
“Kita alirkan ini kan kemiringannya diatur, biar tidak masuk ke kali Yas (saja), masuk ke kali Kajar (juga). Itu bisa secara rekayasa teknis, perkebunan juga ahli,” tegasnya. (Herman)