Banyuwangi, Metro Jatim;
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, meninjau langsung lokasi banjir yang terjadi di beberapa titik.
Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kurang lebih selama enam jam sejak Minggu (16/10/2022) malam hingga Senin pagi (17/10/2022) .
Ipuk turun dan meninjau langsung kawasan terdampak banjir bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait untuk gotong royong membantu warga.
Bupati memastikan penanganan banjir dan longsor terus dilakukan. Tim BPBD, SAR dan para relawan saat ini sudah berada dilokasi untuk melakukan evakuasi, dan pembersihan material.
Salah satunya, Ipuk meninjau kawasan perumahan Sutri, Kelurahan Sobo, salah satu kawasan yang diketahui paling terdampak akibat adanya serangan air langit itu.
Di sana Ipuk langsung mendatangi dan menyambangi warga.
"Mohon maaf, sabar ya bapak ibu. Petugas terus berupaya menangani. Kami cek dan akan dilakukan penanganan secepatnya," kata Ipuk kepada warga sembari membagikan bantuan makanan kepada warga terdampak.
Banjir di Lingkungan Sutri sendiri terjadi sejak Senin pagi pukul 05.00.
Tak hanya menggenangi permukiman, banjir juga disertai dengan arus deras sehingga menyebabkan rumah-rumah terendam.
Banjir di wilayah perkotaan terjadi usai hujan intensitas tinggi sejak Minggu malam hingga Senin pagi yang menyebabkan Sungai Sobo meluap.
Kondisi ini diperparah dengan adanya sumbatan aliran air karena bonggol tanaman bambu yang tersangkut di jembatan Sungai Sobo.
Hal inilah yang menyebabkan air meluap hingga menguasai hampir keseluruhan permukiman.
Ipuk juga mengecek kondisi sarana-prasarana serta jembatan yang hampir amblas karena diterjang arus Sungai Sobo yang deras.
Di lokasi, Ipuk menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan penanganan secara komprehensif.
“Untuk sekarang yang penting ya bagaimana banjir ini supaya segera surut. Sampah-sampah yang menghalangi aliran air kami segera bersihkan, angkut. Ini karena intensitas hujan yang tinggi, aliran air di bawah tidak mampu menampung luberan air,” kata Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk juga terlihat terus mengingatkan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan.
“Biar sungainya tidak meluap karena banyak sampah. Mohon jangan membuang sampah ke sungai,” ujarnya.
Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo mengatakan, penanganan awal yang akan dilakukan adalah menyingkirkan bonggol bambu yang menghambat jembatan.
“Setelah hujan surut, kami akan gunakan alat berat untuk menyingkirkan pohon yang tersangkut di jembatan sehingga air bisa langsung mengalir ke bawah. Normalisasi sungai juga akan kami lakukan, termasuk perbaikan jembatan bersama PU CKPP. Rencananya akan ditinggikan,” kata Guntur.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi Ilzam Nuzuli menambahkan, banjir juga terjadi di sejumlah wilayah di Banyuwangi. Di antaranya, Lingkungan Gareng, Kampung Ujung, dan Pakis Rowo.
”Kalau memang diperlukan kami akan dirikan posko kesehatan dan dapur umum selama waktu yang dibutuhkan,” tandasnya.
Memang, seperti yang telah diimbau sebelumnya, hasil dari pemetaan BPBD Banyuwangi menghasilkan bahwa terdapat 17 kecamatan yang rawan banjir saat musim penghujan.
Dari 17 wilayah tersebut, kewaspadaan masyarakat pada saat hujan turun harus ditingkatkan.
Wilayah yang berpotensi terjadi banjir antara lain, Kecamatan Banyuwangi, Kabat, Kalibaru, Kalipuro, Licin, Muncar, Pesanggaran, Rogojampi, Siliragung, Wongsorejo.
Kemudian Kecamatan Bangorejo, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Genteng, Giri dan Kecamatan Glagah.
Dari 17 kecamatan, dibagi menjadi dua wilayah dengan tingkat kerawanan berbeda, antara mengalami banjir tinggi dan banjir sedang.
Sedangkan Kecamatan Banyuwangi sendiri masuk dalam kategori wilayah dengan potensi mengalami banjir tinggi dengan disusul Kecamatan lainnya yakni, Kabat, Kalibaru, Kalipuro, Licin, Muncar, Pesanggaran, Rogojampi, Siliragung dan Wongsorejo. (Herman)