Paguyuban Parikesit dan Pasopati Menggelar Tayub Tulungagungan Versi Olahrogo Budoyo - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Rabu, 10 Maret 2021

Paguyuban Parikesit dan Pasopati Menggelar Tayub Tulungagungan Versi Olahrogo Budoyo


Tulungagung, Metro Jatim;

Paguyuban Parikesit dan Pasopati didirikan pada tahun 2017, pendirinya ialah Kanti Rahayu. Paguyuban ini bernaung dibawah Sanggar Kabudayan Jawi Tulungagung. 


Kanti Rahayu selaku pendiri paguyuban selalu menjaga kekompakan antar sesama dan selalu menjalin tali silaturahmi dengan siapapun, beliau tidak membatasi pergaulan dan selalu menghormati orang yang lebih tua.

Kanti Rahayu Selaku Pendiri Paguyuban Parikesit dan Pasopati Tulungagung


"Berbagai ide kreatif selalu muncul menjadi sebuah gagasan yaitu ingin membangunkan budaya tulungagung yang sudah lama kurang diminati masyarakat menjadi lebih diminati lagi, event ini diadakan pada hari Minggu (7/3/2021), di Pantai Gemah dengan tema Tayub Tulungagungan Versi Olahrogo Vudoyo," ucap Kanti Rahayu saat di interview pada hari Sabtu (6/3/2021).


Event ini dimulai pukul 11.00 WIB sampai selesai. Dimulai sowan ke leluhur setempat (mbedalem) lalu ke Pantai Gemah. Tujuan diadakanya event ini adalah untuk mencari tau seberapa besar minat orang Tulungagung ke budaya tayub, dan untuk merubah budaya tayub ke olahrogo budoyo.


Maryoto Birowo selaku Bupati Tulungagung yang juga mengetahui sangatlmerespon dan mengapresiasi kegiatan semacam ini. "Restu beliau sangatlah penting buat kelancaran kegiatan kami," ungkap Kanti.


"Dukungan terus mengalir tatkala menggelar acara seremonial yang dihadiri oleh Kepala Desa Batangsaren, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Raden Ali Shodiq selaku pemangku adat di Desa Majan, beberapa pemangku adat MLKI Bapak Sutriston, sejarahwan handal putra siswo budoyo yaitu Bambang Wijanarko, S.E., dan abdi dalem dari keraton Surakarta dan Yogyakarta," ungkap pendiri paguyuban. 


Inti dari event adalah pendiri ingin mengangkat kembali nama besar Tulungagung yang terkenal dengan ketopraknya Siswo Budoyo ke penjuru nusantara, dan ia ingin Tulungagung mempunyai nama besar lagi seperti saat itu dengan perihal yang berbeda. Event ini akan dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dengan memakai masker agar terhindar dan terlindungi dari wabah virus covid 19.


"Semoga event ini berjalan lancar tanpa gangguan dan halangan. Terhindar dari wabah virus covid 19. Kesinambungan guyub rukun haruslah diperhatikan bersama, kebersamaan untuk mencapai satu tujuan adalah hal yang sangat indah," tutupnya. (IRFAN)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini