Ngawi, Metro Jatim;
Pariwisata merupakan industri yang rentan pada perubahan dan perkembangan zaman. Perubahan yang terjadi adalah pergeseran motivasi dalam melakukan kunjungan wisata. Sedangkan trend berwisata juga mengikuti perkembangan zaman. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi yang begitu mudah dan dapat diakses oleh semua orang bahkan dapat mengatur perjalanan wisatanya. Industri pariwisata juga semakin berkembang, salah satunya adalah wisata kuliner. Bagi wisatawan, dapat dikatakan bahwa kuliner merupakan salah satu daya tarik bagi pengunjung dari suatu daerah untuk berburu atau bernostalgia dengan makanan khasnya. Destinasi wisata dipercaya sebagai alat promosi dan pembentuk citra destinasi yang efektif akan mendorong kepercayaan para pengunjung.
Oleh itu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) selaku leadieng sektor Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi berupaya semaksimal untuk meningkatkan kepelatihan dan pengembangan potensi tempat wisata yang ada di Bumi Orek-Ore, salah satunya menyelenggarakan pelatihan pengembangan inovasi kuliner. Pelatihan selama dua hari dari tanggal 7-8 Oktober 2020 telah dilakukan. Acara ersebut di ikuti kurang leih 36 orang dari perwakilan pokdarwis dan para pedagang yang ada dilokasi tempat wisata tawun kecamatan kasreman. Kegiatan tersebut difokuskan pada pemantapan sumber daya manusia (SDM) dan pelatihan inovasi kuliner dari bahan-bahan yang mudah didapat di pasaran lokal atau daerah setempat. Pelatihan inovasi pengolahan makanan ini menggunakan bahan makanan dari lokal dengan konsep kearifan lokal, diolah menjadi makanan yang akan memiliki nilai jual leih seperti camilan jagung yang biasa dijual berupa rebusan atau dibakar, kini bisa disajikan atau diolah menjadi popcorn, jasuke dan lain-lain.
"Seiring dengan perkembangan zaman disektor pariwisata menjadi salah satu industri yang patut diperhitungkan, mengingat kuliner mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan destinasi wisata," lata Totok Sugiarto, Kabid Pariwisata Disparpora Ngawi.
Lebih lanjut ditegaskan Totok Sugiarto, "Kita pilih lokasi Pemandiann Taman Wisata Tawun sebagai tempat pelatihan inovasi olahan masakan citra rasa khas daerah Ngawi mengingat kondisi Tempat Wisata Tawun masih sepi belum begitu banyak pengunjung, kolam renang yang biasanya sebagai sentra daya tarik masih sementara ditutup untuk umum karena pandemi covid 19," tuturnya.
Ini menjadi kesempatan untuk memberikan wawasan dan ketrampilan bagi pokdarwis dan para pedagang untuk mengembangkan dan memunculkan olahan citra ras khas dan keunikan kuliner di tempat Pemandaian Taman Wisata Tawun serta mengangkat kembali potensi tempat wisata bumi orek-orek. Melalui program tersebut diatas warga pedagang akan memiliki keterampilan sehingga akan lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi sumber daya lokal, untuk mendukung perkembangan sektor wisata Tawun. (JM)