Ngawi, Metro Jatim;
Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi bidang perkebunan sosialisasikan peningkatan dan kualitas hasil tembakau di Aula BPP Karangjati. Acara ini diikuti 20 orang dari 20 kelompok petani tembakau di wilayah Ngawi. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wibowo, S.P selaku Kabid Perkebunan dan Hortikultura, Sojo selaku ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) cabang Ngawi.
"Musim tanam tembakau di Ngawi pada tahun ini mengalami kemunduran dibanding tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan musim kemarau tahun ini berbeda dari tahun lalu, masih cukup hujan di bulan-bulan awal musim kemarau tahun 2020. Meskipun demikian motivasi para petani tembakau di Ngawi masih cukup tinggi, mengingat tanaman tembakau tidak banyak membutuhkan air dan tidak berpengaruh cuaca dimusim kemarau. Oleh sebab itu para petani tembakau rata-rata baru mulai tanam di bulan Mei sampai dengan Juli. Hal lain yang menjadi motivasi para petani tak lain karena nilai ekonomi tanam tembakau cukup menjanjikan dan keuntunganya bisa dua kali lipat dari tanaman lainya, selama para petani dalam menanam tembakau bisa menjaga hasil produksi tanam dengan baik," terang Sojo, narasumber dari APTI cabang Ngawi.
Lebih lanjut dikatakan Sojo, ”Kondisi saat ini tembakau rakyat belum bisa tersentuh dengan baik oleh petani baik dari budidaya, pasca panen sampai dengan pengolahan produksi hasil tembakau. Sehingga nilai jual tembakau masih sangat rendah dan sebagian petani masih memproduksi tembakau rajang tanpa memperhatikan penanganan paska panen serta pengolahan hasil, daun-daun tembakau yang telah dipanen masih harus mengalami proses pengolahan sebelum sampai ke gudang atau pun ke konsumen akhir," lanjutnya.
Mengolah hasil tembakau tidaklah semudah dan sesederhana seperti hasil panen lainnya seperti padi, jagung ataupun sayuran lainnya. Penanganan panen dan pasca panen tembakau diperlukan waktu yang panjang, ketelatenan dan kesabaran, serta memerlukan tahapan, memanen daun tembakau, untuk memetik daun tembakau pun juga tidak mudah harus bertahap, hingga daun yang paling ujung memerlukan waktu kurang lebih empat bulan hal. Itu dilakukan untuk menghasilkan mutu dan kualitas tembakau bermutu dan baik sesuai keinginan pasar.
Disela-sela kegiatan sosialisasi, Wibowo, S.P. selaku Kabid Perkebunan Hortikultura Dinas Pertanian Ngawi menyampaikan, "Sehubungan adanya wabah pandemi covid-19 kegiatan program tahun 2020 ini sedikit terhambat bahkan ada penurunan kegiatan yang sudah direncanakan tahun sebelumnya. Untuk tahun 2020 kegiatan hanya dilakukan dibeberapa titik saja dan sosialisasinya juga menyesuaikan petunjuk protokol kesehatan yang turut mendampingi.
Kegiatan sosialisasi tanam tembakau dan paska panen untuk mendapatkan kualitas tembakau yang baik ini merupakan sumber gelontoran anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi. Sosialisasi ini memberikan bantuan bersifat stimulan kepada kelompok petani tembakau, peralatan pasca panen kendaraan angkut roda tiga untuk paska panen, genset, kereta dorong, terpal dan timbangan.
Bantuan yang diberikan kelompok petani tersebut bersifat stimulan, jadi dan baru bisa diberikan beberapa kelompok saja dan belum bisa menjangkau semua kelompok petani tembakau di Kabupaten Ngawi. "Diharapkan para para petani tembakau dengan adanya sosialisasi serta diberikan bantuan kucuran anggararan dari DBHCHT akan meningkatkan mutu, kualitas hasil produksi tembakau sehingga kesejastraan para petani juga akan lebih baik," terang Wibowo, S.P. selaku Kabid Perkebunan Hortikultura Dinas Pertanian Ngawi. (JM)