Kediri, Metro Jatim;
Suhu politik di Kabupaten Kediri menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 semakin memanas.
Sampai saat ini semua partai politik, belum ada yang mengeluarkan rekomendasi kepada para bakal calon yang akan diusungnya, dan hingga saat ini rekomendasi masih misteri.
Desas-desus terkini bahwa, sebenarnya PDIP sudah akan mendahului menurunkan rekomnya kepada Hanindhito (Dito) anak Pramono Anung menteri sekertaris kaninet (Menseskab), tapi masih terjadi tarik ulur, karena calon dari PDIP ada dua nama yang kuat yakni Dito dan H.Masykuri kader PDIP juga Kader NU yang elektabilitasnya sangat baik, bahkan berdasarkan hasil survey beberapa saat yang lalu, H.Masykuri menduduki rangking tertinggi dibanding nama calon yang lain.
Kalau Rekom itu benar akan di berikan kepada Dito, banyak yang menilai, PDIP telah mengabaikan H.Drs.Masykuri Ichsan, MM yang merupakan keponakan (alm). KH.Hasyim Muzdi mantan Ketua PB.NU. " Seharusnya PDIP tidak melupakan ikatan emosional dengan NU, terlebih pak Masykuri ini kan keponakan pak Hasyim, la semasa masih menjabat Ketua PBNU dulu hubungannya dengan ibu Mega sangat harmonis, jangan lupa," kata Gus Suryadi, tokoh NU Kabupaten Kediri kepada Metro Jatim, Senin, (17/2/2020) siang.
"Bahkan mantan bendahara umum Induk Koperasi Syirkah Muawanah (Inkopsim) milik PBNU itu juga menyayangkan, kalau sampai Rekom itu akan diberikan pada anak Pramono Anung, karena akan membuat orang-orang NU tersinggung," ucapnya.
"Saya yakin kaum Nahdliyin akan merasa tersinggung dengan PDIP, tolonglah jangan sampai ada ketersinggungan antara kaum Nahdliyin dengan kaum Nasionalis, dampaknya kurang bagus," katanya dengan mimik kekhawatiran.
Selain itu Gus Suryadi juga mempertanyakan kepada PDIP, apakah PDIP sudah kehabisan kadernya, kok sampai mempertaruhkan nama besar partai kepada Dito yang anak kemarin sore apalagi tidak dikenal di Kediri dan track recordnya tidak jelas.
"Sebenarnya Masykuri itu juga kader militan PDIP, yang menjadi pertanyaan sudah berbuat apakah Dito kepada PDIP, dia pengurus partaikah..??? itu harus dievaluasi. Ya mohon maaf mas..ini saya mewakili perasaan orang Kediri saja... saya yang orang tua, tapi itu keputusan tetap pada partai," tegasnya.
Seperti diketahui bersama, beberapa saat yang lalu, Pramono Anung disela sela kegiatan di pondok Pesantren Lirboyo mengeluarkan statemen resminya terkait pencalonan Dito pada Pilkada 2020 Kabupaten Kediri, sebenarnya Dito tidak pingin mencalonkan Bupati Kediri, karena lebih nyaman untuk mengembangkan usaha, sehingga dia tidak mendaftar di DPC, DPD maupun DPP PDIP. " Namun karena Dhito dibutuhkan partai, PDIP butuh Dito. Sehingga Dhito tidak berani menolak. Karena ini tugas partai, " katanya usai peresmian Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di Pondok Pesantren Lirboyo, Sabtu (15/2/2020). (Rs'08)