Memilih Walk Out, Peserta Muskab 'ASKAB' Ada Apa? - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Rabu, 08 Januari 2020

Memilih Walk Out, Peserta Muskab 'ASKAB' Ada Apa?

     
           
Banyuwangi, Metro Jatim;
Musyawarah Kabupaten Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi (MUSKAB – ASKAB) yang dilaksanakan di Ballroom Hotel El-Royale, pada Rabu (8/1/2019) diwarnai dengan aksi Walk Out oleh beberapa peserta yang hadir.

Tampak yang keluar dari ruangan yakni, Kepala Desa (Kades) Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Maimun Hariono. Kemudian Kades Badean, Kecamatan Blimbingsari, Nur Samsi. Kemudian, Kades Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Rojikin.

Pantauan media Metro Jatim, Maimun Hariono terlebih dahulu meninggalkan Muskab tersebut dengan wajah hambar. Dirinya menilai bahwa pelaksanaan ini terkesan mendesak, dan seakan akan dipaksakan.

“Muskab ini menurut saya terkesan sangat mendesak dan dipaksakan,” ucap Maimun ketika keluar dari ruangan.

Pihaknya juga menyayangkan dengan belum dibentuknya Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebelum Muscab digelar.

“Silahkan bagi yang sepaham dengan panitia. Padahal, di dalam aturan AD/ART dibuat dulu. Tata tertib (Tatib) dibuat dulu, dan selanjutnya barulah dilaksanakan Muscab tersebut,” kata Kades Watukebo, Kecamatan Wongsorejo.


Senada juga disampaikan, Nur Samsi, Menurutnya, Muskab ini tidak sesuai AD/ART. Kemudian apa yang menjadi acuan Askab ini dibentuk dan didirikan.

“Ini hanya perkumpulan kok, kita ini juga Kepala Desa. Masak mau diatur oleh Ketua,” tegasnya.

Kades Badean tersebut berharap pada acara Muskab Askab ini ditunda dan diperbaiki dulu sistemnya.

“Tadi malah ada opsi dilanjutkan apa ditunda. Kalau ditunda ya setelah Pemilihan Bupati (Pilbup). Karena dasarnya ini tidak kuat, kita kan muspro (sia-sia, red),” paparnya kepada wartawan usai keluar ruangan.


Sementara itu Rojikin, Kepala Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore menyampaikan, seharusnya tahapan demi tahapan harus dilakukan, sepertihalnya laporan pertanggung jawaban dari Ketua Askab, masalah diterima atau tidaknya itu hanya soal mekanisme. Kemudian, untuk membuat tatib itu pijakannya adalah AD/ART, namun faktanya pihak panitia belum memegang AD/ART.

“Bahkan Ketua Askab Murai menyampaikan kepada saya langsung bahwa musyawarah pembentukan dari panitia, kami tidak pernah diajak, tahu-tahu pagi tadi dimintai suruh membuat pertanggungjawaban. Sehingga, pertanggungjawaban Murai itu bukan pertanggungjawaban, tapi cerita, tidak secara administrasi,” paparnya.

Jika musyawarah ini masih saja dilakukan dan terkesan dipaksakan, kata Rojikin, maka dipastikan akan cacat hukum, karena sudah jelas tidak AD/ART-nya.

“Dari pada saya dosa, mending saya walk out saja,” tegasnya.

Tak hanya itu, aksi walk out juga dilakukan Kepala Desa Watukebo Maimun Hariyono. Ia menyampaikan, ketika musyawarah ataupun pembentukan ini tidak ada referensi yang jelas, dikhawatirkan akan cacat hukum.

“Sehingga, apa yang dilakukan hari ini bisa dianulir. Silahkan saja bagi peserta yang masih sepaham, tapi saya memilih walk out saja,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditulis, selain tiga Kades yang keluar ruangan Muskab. Datuk/km\1! lainnya tampak masih tetap dalam acara Muskab. (Agus Salim)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini