Kediri, Metro Jatim;
Tjutjuk Sunario, mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur dua periode, yakni 2009-2014 dan 2014-2019, akhirnya secara resmi mencalonkan diri sebagai bakal calon Bupati Kediri 2020 melalui Partai Nasdem.
Seusai penyerahan berkas persyaratan sebagai Bacabup di kantor DPD Partai Nasdem Kabupaten Kediri, Jalan Bhagawantabari, Wakil Ketua DPW Partai Gerindra Provinsi Jawa Timur ini menyampaikan, dirinya ingin menjadi bupati hanya satu kali periode saja, dan tidak akan dilanjukkan oleh istri atau anaknya pada periode berikutnya.
“Saya ingin menjadi Bupati Kediri satu periode saja. Setelah itu, generasi sedarah dengan saya tidak ada yang boleh mencalonkan pada periode berikutnya. Jadi tidak boleh digantikan istri saya atau anak sendiri. Cukup sekali periode saya saja,” kata Tjutjuk.
Pria yang digadang-gadang masyarakat untuk mencalonkan bupati di berbagai daerah yang pernah diwakili di gedung dewan tersebut menjelaskan tujuannya menjadi bupati, di antaranya ingin menaikkan gaji guru honorer dan guru madrasah, khususnya non pemerintah, selama ini masih tergolong di bawah standart.
Begitu juga untuk penerimaan pegawai negeri, Tjutjuk Sunario juga ingin dilakukan secara transparan, dan tanpa ada mahar agar dapat menghasilkan pegawai yang benar-benar bersih dan ahli di bidangnya.
“Saya ingin penerimaan pegawai negeri harus merupakan putra putri Kabupaten Kediri yang memang mampu bekerja di bidangnya, bukan menjadi pegawai karena ada embel-embelnya. Apabila hal itu dilakukan satu periode saja, maka selama lima tahun kita sudah dapat menghasilkan pegawai yang mumpuni dan bersih tanpa harus korupsi untuk mengembalikan modal,” tuturnya.
Saat ditanya tentang usulan Khusnul Arif, S.Sos, Anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Partai Nasdem yang meminta pemerintah memberikan BOS (Dana Operasional Santri) yang menuntut ilmu di pondok pesantren, Tjutjuk sangat setuju dan mendukung usulan program tersebut.
Menurutnya, di Kabupaten Kediri ini sangat banyak pondok pesantren yang harus mendapatkan perhatian khusus agar para santri bisa mendapatkan hak seperti murid di sekolah formal. Begitu juga dengan kesejahteraan pendidiknya.
“Di Kabupaten Kediri ini ada Kampung Inggris yang sangat terkenal sampai di luar negeri, ke depan kita juga perlu menciptakan Kampung Santri, Kampung Wisata, dan lain sebagainya. Masih banyak sekali yang perlu kita lakukan agar Kediri go publik,” ungkapnya.
Sementara itu, ketika ditanya alasannya kenapa mendaftar di Partai Nasdem, Tjutjuk mengatakan, jumlah kursi anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Partai Gerindra hanya berjumlah lima kursi saja, sehingga untuk mengusung calon bupati harus mendapatkan tambahan lima kursi lagi.
“Ketika ada lima kursi dari Gerindra ditambah empat kursi dari Nasdem, maka hanya kurang satu kursi saja sudah dapat mengusung calon bupati. Makanya saya ketika Nasdem membuka pendaftaran bacabup, saya ikut mendaftar agar nantinya bisa dikoalisikan dengan Gerindra,” ulasnya.
Sedangkan Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Kediri, Drs. Lutfi Mahmudiono ketika ditanya parpol mana yang akan dirangkul untuk berkoalisi, dirinya menyerahkan kepada para calon mencari parpol lain untuk bersama-sama mengusung calon Bupati Kediri 2020.
“Sebenarnya kami telah menjalin komunikasi dengan beberapa parpol di Kabupaten Kediri yang memiliki tujuan sama, termasuk DPC Gerindra. Sehingga para bacabup dari Nasdem bisa mengajak berkoalisi parpol-parpol tersebut,” terang Lutfi Mahmudiono. (Doni)