Khusnul Arif, S.Sos., Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Kediri |
Kediri, Metro Jatim;
Bersamaan momen peringatan Hari Santri Nasional 2019, Selasa (22/10), di sela-sela penerimaan pengembalian berkas bakal calon Bupati Kediri dari KHR (Kang Haji Ridwan), di sekretariat DPD Partai Nasdem, Jalan Bhagawantabari, Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Khusnul Arif, S.Sos, menyampaikan usulannya kepada pemkab setempat untuk memberikan dana BOS (Bantuan Operasional Santri).
Selain pemberian dana BOS untuk santri yang mondok, Khusnul Arif juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kediri untuk memberikan pembebasan biaya berobat di RSUD bagi santri pondok pesantren melalui jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
Menurut Mas Arif, sapaan akrab Ketua anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Komisi D ini, dengan adanya Bantuan Operasional Santri (BOS) dan pembebasan biaya berobat melalui Jamkesda bagi santri akan menambah animo masyarakat (orang tua) untuk memondokkan putra dan putrinya.
“Keberadaan pondok pesantren di Kabupaten Kediri sangat jelas, baik badan hukumnya, jumlah santrinya, nama santri by name by adress sangat jelas. Artinya, akan sangat terukur dari semua sisi. Sehingga nantinya akan banyak orang tua yang mendorong putra putrinya untuk mondok di Kabupaten Kediri,” tutur Mas Arif.
Masih menurut Khusnul Arif, S.Sos, kualitas lulusan ponpes itu sebenarnya belum tentu kalah dengan sekolah formal, malah terkadang mereka malah lebih baik dan lebih matang ketika terjun di masyarakat. Karena pendidikan di pesantren itu bukan hanya diajarkan pendidikan formal saja, melainkan juga dididik bidang agama serta untuk kemandirian.
Mas Arif juga mencontohkan Wakil Presiden Republik Indonesia yang baru saja dilantik, yakni KH. Ma’ruf Amin juga merupakan santri pondok pesantren. Begitu pula dengan KH. Abdur Rohman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, Presiden RI ke-4 juga lulusan pesantren.
“Masih banyak lagi contoh-contoh tokoh bangsa ini yang merupakan lulusan dari ponpes. Bahkan ketika sudah tidak lagi mengenyam pendidikan di pesantren, lebel santri masih melekat pada pribadinya sampai kapanpun. Karena itu santri harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah,” jelas pria murah senyum ini.
Kalau pemberian dana BOS dan Jamkesda dilakukan, lanjut Khusnul Arif, maka Kabupaten Kediri akan semakin mempunyai peran besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Santri mempunyai keilmuan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, karena saat di pondok sudah ditempa dan dibentuk karakternya menjadi pemimpin handal. (Doni)
Bersamaan momen peringatan Hari Santri Nasional 2019, Selasa (22/10), di sela-sela penerimaan pengembalian berkas bakal calon Bupati Kediri dari KHR (Kang Haji Ridwan), di sekretariat DPD Partai Nasdem, Jalan Bhagawantabari, Desa Gogorante, Kecamatan Ngasem, Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Khusnul Arif, S.Sos, menyampaikan usulannya kepada pemkab setempat untuk memberikan dana BOS (Bantuan Operasional Santri).
Selain pemberian dana BOS untuk santri yang mondok, Khusnul Arif juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kediri untuk memberikan pembebasan biaya berobat di RSUD bagi santri pondok pesantren melalui jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
Menurut Mas Arif, sapaan akrab Ketua anggota DPRD Kabupaten Kediri dari Komisi D ini, dengan adanya Bantuan Operasional Santri (BOS) dan pembebasan biaya berobat melalui Jamkesda bagi santri akan menambah animo masyarakat (orang tua) untuk memondokkan putra dan putrinya.
“Keberadaan pondok pesantren di Kabupaten Kediri sangat jelas, baik badan hukumnya, jumlah santrinya, nama santri by name by adress sangat jelas. Artinya, akan sangat terukur dari semua sisi. Sehingga nantinya akan banyak orang tua yang mendorong putra putrinya untuk mondok di Kabupaten Kediri,” tutur Mas Arif.
Masih menurut Khusnul Arif, S.Sos, kualitas lulusan ponpes itu sebenarnya belum tentu kalah dengan sekolah formal, malah terkadang mereka malah lebih baik dan lebih matang ketika terjun di masyarakat. Karena pendidikan di pesantren itu bukan hanya diajarkan pendidikan formal saja, melainkan juga dididik bidang agama serta untuk kemandirian.
Mas Arif juga mencontohkan Wakil Presiden Republik Indonesia yang baru saja dilantik, yakni KH. Ma’ruf Amin juga merupakan santri pondok pesantren. Begitu pula dengan KH. Abdur Rohman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, Presiden RI ke-4 juga lulusan pesantren.
“Masih banyak lagi contoh-contoh tokoh bangsa ini yang merupakan lulusan dari ponpes. Bahkan ketika sudah tidak lagi mengenyam pendidikan di pesantren, lebel santri masih melekat pada pribadinya sampai kapanpun. Karena itu santri harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah,” jelas pria murah senyum ini.
Kalau pemberian dana BOS dan Jamkesda dilakukan, lanjut Khusnul Arif, maka Kabupaten Kediri akan semakin mempunyai peran besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Santri mempunyai keilmuan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, karena saat di pondok sudah ditempa dan dibentuk karakternya menjadi pemimpin handal. (Doni)