Trenggalek, Metro Jatim;
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Trenggalek menggelar rapat Paripurna mendengarkan pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam merangka peringan Hari Ulang Tahun ke 74 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia melalui televisi di Gedung Graha Paripurna Sekretariat DPRD Kabupaten Trenggalek, Jum'at (16/8).
Dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten Trenggalek di Gedung Graha Paripurna dihadiri Bupati Trenggalek, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Trenggalek, Seluruh Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Trenggalek, KPUD, Kepala BUMN dan BUMD di Kabupaten Trenggalek, Ketua Pengurus Organisasi Wanita Kabupaten Trenggalek.
Selanjutnya dalam rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek Samsul Anam. Hal ini dilakukan karena berdasarkan surat dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 003.1/7282/SJ tanggal 31 Juli 2019 perihal mendengarkan pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia.
Kemudian dalam pidatonya Presiden Joko Widodo, menghadirkan kembali semangat yang menyala di hati para pejuang kemerdekaan 74 tahun yang lalu. Bahwa Indonesia, rumah besar kita bersama, hanya mungkin terwujud jika kita mau bersatu, tukasnya.
Lebih lanjut, "Presiden menuturkan, kita bangsa Indonesia berada di era ketika dunia berubah dengan sangat cepat, tetapi kita tidak boleh kehilangan bintang penjuru. Kita harus berani menerima era keterbukaan sejagad. Akan tetapi, kita tidak boleh kehilangan persatuan dan persaudaraan," tuturnya.
"Dalam era kompetisi antar negara yang semakin sengit, namun kita tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi. Check and balances antar lembaga negara sangat penting, tetapi harus berada dalam bingkai yang sama, satu visi besar Indonesia Maju," tegasnya.
"Saya yakin dalam bingkai visi yang sama, kita makin kuat, kita makin solid, dan menjadi pemenang dalam kompetisi global," katanya.
Selanjutnya, negeri ini butuh terobosan-terobosan baru untuk menjawab harapan rakyat yang makin meningkat. Ego lembaga harus diruntuhkan, sehingga karya-karya baru dapat diciptakan bersama-sama.
Kemudian, "Jangan sampai kemajuan teknologi justru lebih banyak digunakan oleh pihak-pihak yang mengerdilkan konsensus kebangsaan," ungkapnya.
Dia mengajak semua lembaga-lembaga Negara untuk membangun sinergi yang kuat guna menyelesaikan tugas sejarah kita. Bergandengan tangan menghadapi ancaman intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta ikut serta melahirkan lebih banyak lagi SDM-SDM unggul yang membawa kemajuan bangsa.
"Dalam persatuan, bangsa ini menemukan energi yang maha dahsyat, untuk menggerakkan seluruh tenaga, pikiran, dan tetesan keringat untuk kemajuan Indonesia," pungkasnya. (Hard/Sum)