Ngawi, Metro Jatim;
Sebuah tradisi merupakan simbol adanya budaya tingalan Nenek Moyang. Tradisi merupakan sebuah warisan leluhur yang patut untuk dilestarikan, mengingat budaya beragam dan bermakna khusus.
Desa Jogorogo adalah salah satu desa dengan beragam tradisi diantaranya adalah bersih desa Jogorogo yang rutin digelar setiap tahun. Untuk kali ini kegiatan bersih desa Jogorogo dilakukan sangat meriah, Arakan tumpeng digelar dengan agenda 2 hari, yaitu pada Kamis, 06/10/2018 dengan arakan tumpeng menuju lapangan Jogorogo dan Jumat, 07/10/2018 arakan tumpeng masih berlanjut yaitu 100 tumpeng di desa Margolawu di ikuti pagelaran Reog, dan malam harinya pagelaran wayang kulit.
Peserta yang mengikuti adalah pemerintahan Desa setempat berserta PKK, Dinas Kecamatan Jogorogo, UPT Dinas Pendidikan, UPT Dinas Jogorogo, SMP Negri 01 Jogorogo, SMAN 1 Jogorogo, serta seluruh RT/RW di Desa setempat.
Dalam sambutannya kades Nur Ekawati mengatakan "Desa Jogorogo merupakan desa yang mempunyai potensi suburnya tanaman sayur-mayur dan buah-buahan, maka tradisi sedekah bumi yang disimbulkan dengan acara arakan tumpeng menjadi sebuah simbul mengucapkan terima kasih atas Anugrah Tuhan YME. Yang ada di kaki gunung lawu serta akses jalan ke desa Jogorogo relatif mudah, menjadikan desa Jogorogo merupakan desa yang menjadi sumber perdagangan. Untuk itulah Desa mengadakan festival bersih desa sebagai wujud syukur," begitu tuturnya.
Tidak hanya itu, desa Jogorogo memang desa yang patut disebut Desa aktif nguri budoyo. Berbagai rangkaian acara adalah bentuk upaya pemerintahan Desa Jogorogo yang dipimpin oleh Nur Ekawati giat melestarikan budaya serta mengangkat desa Jogorogo sebagai desa pelestari beragam budaya. Hadir pula dalam acara tersebut wabub “Ony Anwar Harsono, ST , Menyampaikan bahwa kegiatan bersih desa Jogorogo merupakan kegiatan positif yang memperkenalkan serta nguri budoyo desa Jogorogo Kabupaten Ngawi, tentunya bangga mempunyai wilayah desa jogorogo yang selalu aktif dalam kebudayaan. (WK)
