Kediri, Metro Jatim; Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Kediri melaksanakan Sosialisasi Pendidikan Politik Dalam Rangka Mensukseskan Pilkada Serentak Selasa 9 Mei 2018 bertempat di di ruang Jayabaya, Balai Kota Kediri. Sasaran sosialisasi kali ini adalah pemilih pemula, yang berasal dari berbagai universitas yang berada di Kota Kediri.
Acara sosialisasi dibuka dengan sambutan oleh Walikota Kediri atau Pejabat Sementara (PJS) yang diwakilkan kepada Ketua Kesbangpol Kota Kediri, Tanto Wijohari. Dalam sambutannya ia menyampaikan sosialisasi ini merupakan langkah awal yang menjadi bagian pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak pada tanggal 27 Juni 2018. “Jadi adik-adik sekalian nanti pada tanggal 27 Juni 2018 kita akan mencoblos, Walikota dan Wakil Walikota Kediri serta Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur,”ujar Tanto Wijohari. “Adik-adik mahasiswa harus tahu masalah perkembangan politik. Masalahnya apa, situasi dunia itu kuncinya berada di politik, tanpa politik kita tidak akan bisa bergerak apa pun itu. Semua negara dimana pun anda berada itu kuncinya berada di politik,”tandas Tanto Wijohari. Selanjutnya, Komisioner KPU Kota Kediri divisi keuangan, umum, dan logistik, Moch. Wahyudi yang akan memaparkan materinya. Moch. Wahyudi menjelaskan Kota Kediri nanti akan melaksanakan dua pemilihan, yaitu Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kediri serta Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. “Pemilu sendiri adalah salah satu perwujudan pelaksanaan demokrasi yang pada prinsipnya diselenggarakan sebagai kedaulatan rakyat dan syaratnya partisipasi masyarakat.Pemilu itu parameternya gampang, jadi kalo banyak masyarakat yang hadir di TPS untuk memberikan suara, makan pemilu itu bisa dikatakan berhasil,”ujar Moch. Wahyudi. “Kota Kediri di Pilkada 2013, partisipasi masyarakat mencapai 73%, kemudian pemilihan legislatif 2014, diangka 77,5%. Kemudian di Pilkada serentak 2018 ini, KPU Kota Kediri mentargetkan mencapai angka 85%. Namun hal itu pekerjaan rumah tangga yang berat, bagaimana caranya untuk datang ke TPS kemudian untuk memberikan hak suaranya,”tambahnya.
Moch. Wahyudi juga menjelaskan karakteristik atau segmen untuk pemilih pemula yaitu, kritis, pemilih yang mandiri atau tidak mau diarahkan, memiliki rasa ingi tahu dan rasa ingin mencoba yang tinggi, antusias tinggi, dan pragmatisme. Kemudian Moch. Wahyudi juga menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh pemula yaitu, belum memiliki pengalaman memilih. “Pemilih pemula itu tidak saja yang berusia 17 tahun atau yang sudah menikah, namun purnawirawan TNI POLRI juga dikelompakan ke dalam pemilih pemula karena baru memiliki hak pilih,”jelasnya.
Selanjutnya, Pak Wahyudi sapaan akrabnya menjelaskan tentang pemilih yang berhak memilih. Pertama terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Pindahan (DPPH). “Tapi jangan sampe adik-adik nanti pindah memilih, KPU Kota Kediri menyarankan agar nanti bisa memilih di tempat asalnya masing-masing, dikarenakan keterbatasan surat suara di setiap TPS,”ujarnya.
Terakhir, Pak Wahyudi menjelaskan tentang tata cara mencoblos yan nantinya tidak menimbulakn persengketaan. “Mencoblos sampe beberapa kali pun kalau masih di dalam kotaknya pasangan calonn maka itu masih dianggap sah, dan selama tidak mengurangi bentuk dari surat suara itu sendiri serta tidak mengenai kotak pasangan calon lain. Kuncinya sebenarnya disitu saja,”tandasnya mengakhiri pemaparan materinya. Acara dilanjutkan dengan agenda tanya jawab. (Ardi/Adv)